SIDOARJO – Kakanwil Kemenkumham Jatim, Susy Susilawati didampingi Kepala Divisi Pemasyarakatan Anas Saefur Anwar dan Kepala Divisi Administrasi Wisnu Nugroho Dewanto, meresmikan “Pojok Coffee Medaeng” yang terletak di dalam Rutan Klas I Medaeng, Waru, Jawa Timur, Rabu (10/10/2018) siang.
“Pojok Coffee Medaeng” itu juga dilengkapi dengan TV dan beberapa ornamen sebuah cafe. Sehingga terlihat menyenangkan untuk di buat santai dan berdiskusi, atau sekedar menikmati secangkir kopi.
“Tempat ini merupakan tempat yang recomended untuk menikmati kopi di pagi hari, malah bukan hanya sekedar ngopi, ada banyak hal yang bisa dibahas disini sebelum mulai bekerja,” ujar Susy .
Dituturkan jika dia sengaja datang khusus ke Rutan Kelas I Medaeng untuk meresmikan tempat itu sekaligus juga melakukan penggalangan dana bantuan untuk bemcana alam di Sulteng.
Menurutnya, lokasi itu merupakan salah satu bentuk inovasi yang sangat bagus dan bisa menjadi inspirasi bagi seluruh Rutan maupun Lapas di Jawa Timur. Gagasan Kepala Rutan Kelas I Medaeng Teguh Pamuji itu berdampak positif bagi pegawai maupun warga binaan Medaeng.
“Kami (Para Pimpinan Tinggi Pratama) di Kanwil Kemenkumham Jatim juga rutin coffe morning setelah apel pagi, kami bisa memperbincangkan banyak hal mulai menyalurkan ide serta membahas beragam isu terkini terkait fungsi dan tugas masing-masing,” lanjutnya.
Dengan demikian, Susy berharap kinerja para pegawai bisa semakin optimal. Sedangkan untuk warga binaan, tempat itu juga bisa menjadi lokasi yang dapat dipergunakan untuk menemui keluarga ketika jam kunjungan.
Menurutnya, dengan adanya ‘Pojok Coffe’, sinergitas dan kekompakan antar pegawai dapat terjaga. Susy juga berharap, para pegawai mampu menampilkan diri sebagai contoh perekat, pengayom, sampai menciptakan manajemen organisasi yang harmonis.
“Semoga dapat mewujudkan kerja sama yang sinergis, saling mendukung dalam melaksanakan tugas masing-masing yang semakin kompleks,” tutupnya.
Dikesempatan yang sama Kepala Rutan Klas I Medaeng Teguh Pamuji menambahkan jika ide untuk membangun ‘Pojok Coffe’ tersebut timbul karena pentingnya kerja sama antara dirinya dan seluruh pejabat struktural Rutan Medaeng.
“Saya bisa bertanya pada masing-masing kasie dan kasubsie. Jika ada permasalahan apa ditempat kerjanya?. Mungkin ada miscomunikasi antara kasie jadi bisa kita selesaikan bersama. Begitu jika ada kasubsie yang tidak berani bertanya pada kasienya, nah ditempat itu bisa kita rembuk bersama,” tegas Teguh.
Konser Amal Warga Binaan
Acara kemudian dilanjutkan Kakanwil Kemenkumham Jatim, DR Susi Susilawati dan jajaran untuk mengumpulkan bantuan kepada korban Gempa dan Tsunami di Sulawesi Tengah. Yang melibatkan para warga binaan pemasyarakatan (WBP).
Konser amal tersebut dilakukan di Lapangan Rutan Klas I Medaeng. Dua grup band andalan Rutan Medaeng, Prison band dan Swara Bui menjadi pengisi acara utama. Di sela-sela konser, sebuah kotak amal disebar untuk diisi donasi dari para pegawai Rutan. Para Pimpinan Tinggi Pratama Kanwil Kemenkumham Jatim yang hadir langsung merogoh kocek untuk memberikan sumbangan.
“Donasi ini khusus dari pegawai ya, karena WBP tidak boleh membawa uang ke dalam Rutan,” imbuh Kakanwil.
Menurut Susy, ini adalah hari kesepuluh pihaknya menggalang dana. Seluruh pegawai Kemenkumham di Jatim dihimbau untuk ikut turun tangan. Sampai saat ini, dana yang terkumpul sekitar Rp 285 juta.
“Setelah doa kita panjatkan, kita perlu melakukan langkah-langkah yang lebih konkrit untuk membantu meringankan beban para korban. Memberikan bantuan dalam bentuk materi yang sangat diperlukan para korban dan pemerintah setempat untuk proses pemulihan segala aspek di lokasi gempa,” jelasnya.
Susy melanjutkan bantuan berupa bahan makanan, obat-obatan, peralatan mandi dan uang tunai sangat diperlukan. Para korban masih memerlukan lebih banyak lagi bantuan. Mengingat dampak yang diakibatkan gempa dan tsunami tersebut sangat besar.
“Satu rupiah saja sangat berarti. Saya mengucapkan terima kasih banyak atas sumbangan yang sudah diberikan. Termasuk kepada panitia yang tidak pernah lelah untuk bekerja,” ujarnya.
Sementara itu, Karutan Klas I Medaeng Teguh Pamuji mengungkapkan bahwa cara ini sekaligus sebagai sarana pembinaan bagi Warga Binaan Medaeng (WBP). Mereka diminta aktif untuk sekedar berempati kepada para korban bencana alam. Karena mereka tidak membawa uang, maka mereka hanya bisa ikut menyumbangkan kreatifitas mereka dalam bentuk konser musik.
“Harapannya, dengan konser ini, para pegawai jadi lebih terangsang untuk menyisihkan bantuannya untuk korban gempa dan tsunami di Sulteng,” pungkas Teguh. (dik)