PAREPARE, beritakisahnyata.com – Dalam rangka penataan pedagang di Pasar Lakessi, Pemerintah Kota Parepare melalui UPTD Pasar Dinas Perdagangan melakukan relokasi pedagang yang berada di luar gedung, Minggu, 26 Februari 2023.
Petugas keamanan Pasar Lakessi menyampaikan himbauan langsung kepada para pedagang yang menjual di luar gedung. Mulai dari gerbang niaga area belakang pasar, di belakang Gudang Kontainer hingga di samping Depot Pertamina.
Kegiatan itu dihadiri Kepala UPTD Pasar Dinas Perdagangan Muh Thamrin, Kepala Pasar Lakessi Muh Ramlan, Camat Soreang Dede Harirustaman, Lurah Lakessi, Danramil 1405-02/Soreang Kapten Czi Zainuddin, Polsek Soreang, Bhabinkamtibmas Kelurahan Lakessi Aiptu Nawir, dan Babinsa 1405-02 Kelurahan Lakessi Guntur.
Hanya saja, pelaksanaannya tidak sesuai ekspektasi yang diinginkan oleh tim relokasi. Para pedagang yang menjual di area belakang pasar terbesar di Parepare itu sama sekali tidak bergeser untuk masuk ke dalam los yang telah dibangun pemerintah daerah dengan menelan biaya miliaran rupiah tersebut.
Namun demikian, belum diketahui pasti alasan para pedagang mengindahkan himbauan untuk direlokasi. Minimnya aparat pengamanan yang membackup pelaksanaan relokasi, diduga menjadi salah satu faktor gagalnya proses pemindahan pedagang ke dalam los.
Kepala UPTD Pasar Dinas Perdagangan Kita Parepare, Muh Thamrin mengatakan, setelah tim relokasi pedagang melakukan pemantauan di lapangan, ada beberapa kendala yang dihadapi.
“Jadi kita mencoba bagaimana membedah data yang kami susun, kendala-kendala di lapangan termasuk zoning. Kami tetap berdasar pada zoning, namun kami bersama dengan kepala pasar berencana membagi tempat, membagi nomor kepada pedagang yang ada di belakang pasar,” katanya.
Olehnya itu, Thamrin mengajak tim relokasi agar sama-sama mengevaluasi diri sendiri, bekerja secara maksimal dan kompak. Sehingga apa yang diharapkan pimpinan, apa yang diharapkan pemerintah tercapai dengan baik.
“Program-program bapak Wali Kota (Taufan Pawe) itu untuk bagaimana pasar kita bisa tertib. Jadi, mulai besok (Senin 27 Februari 2023) kalau masih ada yang menjual di luar kita bisa membagikan tempat, nomor, untuk masuk ke dalam tempat yang telah disiapkan,” ujarnya.
Sementara, Kepala Pasar Lakessi, Muh Ramlan mengaku kecewa setelah melihat kondisi di lapangan. Padahal, kata dia, sebelum turun hari ini tim relokasi sudah melakukan langkah-langkah persiapan yang matang, salah satunya melakukan pendataan dan sosialisasi ke para pedagang yang menjual di luar gedung. Hanya saja, penerapannya tidak berjalan maksimal.
“Setelah melihat di kondisi di lapangan, sebenarnya bukan kendala, tapi mungkin sistem yang belum maksimal kita terapkan. Kita tidak melakukan dengan tegas. Baik pendataan maupun pelaksanaan di lapangan,” katanya.
Ramlan mengungkapkan, kendala lainnya pada masalah administrasi pengelolaan. Termasuk koordinasi juga tidak berjalan maksimal, dan komunikasi lintas sektoral dalam artian dari unsur pihak terkait yang sebelumnya harus siap membackup proses pelaksanaan relokasi.
“Pada dasarnya harus ada unsur dari pihak TNI, pihak kepolisian, tapi kayaknya kita ini tidak maksimalkan itu. Sesungguhnya itu harus bergerak untuk membackup kita dari belakang. Sepertinya teman-teman tidak siap dengan kondisi dan keadaan,” terangnya.
Semestinya, lanjut Ramlan, tim relokasi jalan sesuai tupoksi karena kebijakan yang dijalankan ini adalah perintah dan amanah yang diberikan oleh Pemerintah Kota.
“Pada prinsipnya kita melakukan ini (relokasi) kita tidak mau benturan dengan orang, tapi kita harus tegas. Apapun risikonya kita harus siap. Semua yang sudah kita rancang harus dilaksanakan dengan baik. Karena ini untuk kebaikan kita semua, baik pemerintah daerah, masyarakat maupun pedagang,” tegasnya.
Dikatakannya, apa yang pemerintah daerah inginkan bahwa pasar ini harus bersih dan tertata dengan baik. Los yang dibangun pemerintah daerah dengan biaya miliaran rupiah itu harus diisi oleh penjual.
“Bukan saya anggap gagal, tapi ada sistem yang tidak jalan. Termasuk data pedagang, pengaturan tempat. Mungkin ada hal yang tidak tersampaikan atau tidak dipahami. Setelah kita jalan hari ini, kita mau evaluasi dulu sebelum kita melangkah lebih kedepannya. Kira-kira di mana titik lemahnya, di mana titik kesalahannya kita,” pungkasnya. (ril/dik)